Tuesday, October 7, 2008

Curahan Hati


Akankah rasa dihati hanya sementara

Seakan nyata, seiring luasnya asa dalam harap

Lembayungpun tak seindah warna dijiwa

Selalu tercipta dalam gemerlapnya rasa

Yang terwujud dalam lelapnya mimpi


Dalam rengkuhan malam kudapat warna kesendirian nan sunyi

Jiwaku kosong karena jeritan derita

Hanya rintihan lirih

Ketika telapak kaki mencumbui luasnya bumi

Terbentur oleh kesombongan yang mengalir dinadi

Menusuk hati dalam dasar palung jiwa

Kutahu wanita bukan mahkluk biasa

Tercipta karena pria yang mendamba

Selengkapnya...

PUASA SYAWAL


Alhamdulillah...Puasa Ramadhan telah kita tunaikan, semoga kita termasuk orang2 yang diangkat derajatnya oleh Allah swt menjadi orang yang Muttaqin...amin.

karena kita telah memasuki bulan syawal, dimana dibulan kemenangan ini terdapat satu amalan yang jika lakukan dengan bersungguh-sungguh, maka Allah swt akan memngganjarnya dengan pahala yang berlipat ganda.



berikut beberapa dalil yang berkaitan dengan "PUASA SYAWAL", semoga bermanfaat.


Dari Abu Ayyub rodhiyallahu anhu:
“Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup’.”
[Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Riwayat lain:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa setahun.”

Hukumnya adalah sunnah:
“Ini adalah hadits shahih yang menunjukkan bahwa berpuasa 6 hari pada Syawal adalah sunnah. Asy-Syaafi’i, Ahmad dan banyak ulama terkemuka mengikutinya. Tidaklah benar untuk menolak hadits ini dengan alasan-alasan yang dikemukakan beberapa ulama dalam memakruhkan puasa ini, seperti; khawatir orang yang tidak tahu menganggap ini bagian dari Ramadhan, atau khawatir manusia akan menganggap ini wajib, atau karena dia tidak mendengar bahwa ulama salaf biasa berpuasa dalam Syawal, karena semua ini adalah perkiraan-perkiraan, yang tidak bisa digunakan untuk menolak Sunnah yang shahih. Jika sesuatu telah diketahui, maka menjadi bukti bagi yang tidak mengetahui.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/389]

Hal-hal yang berkaitan dengannya adalah:

1. Tidak harus dilaksanakan berurutan.
“Hari-hari ini (berpuasa Syawal-) tidak harus dilakukan langsung setelah ramadhan. Boleh melakukannya satu hari atau lebih setelah ‘Id, dan mereka boleh menjalankannya secara berurutan atau terpisah selama bulan Syawal, apapun yang lebih mudah bagi seseorang. … dan ini (hukumnya-) tidaklah wajib, melainkan sunnah.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/391]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Shahabat-shahabat kami berkata: adalah mustahab untuk berpuasa 6 hari Syawal. Dari hadits ini mereka berkata: sunnah mustahabah melakukannya secara berurutan pada awal-awal Syawal, tapi jika seseorang memisahkannya atau menunda pelaksanaannya hingga akhir Syawal, ini juga diperbolehkan, karena dia masih berada pada makna umum dari hadits tersebut. Kami tidak berbeda pendapat mengenai masalah ini dan inilah juga pendapat Ahmad dan Abu Dawud.”
[Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab]

Bagaimanapun juga bersegera adalah lebih baik:
Berkata Musa: ‘Itulah mereka telah menyusul aku. Dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Rabbi, supaya Engkau ridho kepadaku. [ThooHaa: 84]

2. Tidak boleh dilakukan jika masih tertinggal dalam Ramadhan
“Jika seseorang tertinggal beberapa hari dalam Ramadhan, dia harus berpuasa terlebih dahulu, lalu baru boleh melanjutkannya dengan 6 hari puasa Syawal, karena dia tidak bisa melanjutkan puasa Ramadhan dengan 6 hari puasa Syawal, kecuali dia telah menyempurnakan Ramadhan-nya terlebih dahulu.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/392]
Selengkapnya...

KARENA KUSAYANG KAMU..


Jika aku mampu

Memetik bintang-bintang untukmu

Kan kupetik satu untukmu

Yang terindah di angkasa ini

Dan kusajikan dalam hatimu


Jika aku mampu

meraih bulan purnama nan indah itu

Kan kurangkul cahanya

Dan kan kuserahkan semuanya bagimu

Agar ia memberikan kehangatan di dinginnya jiwamu


Jika aku mampu

Dapat memberi apa yang kau inginkan

Pasti kau kan tetap di sini bersamaku

Menemani aku dalam hebatnya badai hatiku


Kasihku..

Semua bisa aku lakukan

Lebih dari apa yang engkau bayangkan

kau tahu mengapa..??

KARENA KUSAYANG KAMU..
Selengkapnya...
 
Template by: Abdul Munir | Blog