Saturday, October 4, 2008

..Demi...


Demi rembulan yang Engkau ciptakan
Khusus untuk memulangkan diriku
Kepada kumandang tangis bayi, yang telanjang
Yang hening lagunya bergaung
Ke ladang-ladang jiwa
Yang meripatnya bening dan yang semua geraknya
Dibimbing Oleh kegaiban

Demi rembulan di larut malam
Yang bagai kereta kencana
Ditarik oleh kuda siluman
Yang bangkit dari cakrawala
yang bangkit begitu saja
berderap Perlahan
Dan menciptakan gmeuruh dalam kediaman

Demi rembulan yang Engkau ciptakan
Untuk mengusap kening jiwa yang berabad menangis
Jiwa Adam
Rintih kerinduan
Yang mencegatnya di ujung jalan
Dan yang mencegatku kini
Dalam derita dan keasingan
Yang terus menjelma
Yang mengawali setiap pekik kelahiran
Dan yang terus berkembang dalam kenangan

Demi rembulan yang bagai pejalan sunyi
Menjelajah seluruh malam
Sehingga terciptalah dunia dan kehidupan
Dari angin, embun dan dedaunan
Yang berkilat karena cahayanya
Yang seakan mengisyaratkan harapan
Bagi kerinduanku nantinya
Selengkapnya...

Mencintai..


BUKANlah bagaimana kamu melupakan..
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..
melainkan bagaimana kamu MENGERTI..

BUKANlah apa yang kamu lihat..
melainkan apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
dibandingkan menangis tersedu2...
Air mata yang keluar dapat dihapus..
sementara air mata yang tersembunyimenggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..
Akan tiba saatnyadi mana kamu harus berhenti mencintai seseorang
BUKANkarena orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKANkarena kita menyadaribahwa orang itu akan lebih berbahagia,
apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar2 mencintai seseorang,
jangan lepaskan dia..
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamubenar2 mencintaiMELAINKAN...
BERJUANGLAH demi cintamu
Itulah CINTA SEJATILebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADAberjalan bersama orang 'yang tersedia'Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADAorang yang berada di sekelilingmuLebih baik menunggu orang yang tepat
karena hidup ini terlalu singkat untuk dibuanghanya dengan 'seseorang'

....Khalil Gibran...
Selengkapnya...

..Taqabbalallahu Minna wa Minkum..

Selengkapnya...

Apa makna Tuhan bagi seorang pemabuk?

Dua minggu lalu saya baru menyadarinya. Seorang rekan bule bertanding tenis meja dengan saya. Dalam timnya, dia merupakan pemain urutan kedua, saya sendiri pemain nomor satu dalam tim saya.Udara dingin kota Armidale tidak menghalangi serunya pertandingan saat itu. Mike, rekan saya tersebut,
dengan mudah saya kalahkan pada game pertama. Tiba-tiba dia bangkit kembali di game selanjutnya, sehingga memaksa dilakukan game ketiga.

Saat penentuan akhir, bola dari si Mike bergulir tipis sehingga sulit saya jangkau. Pada saat itulah Mike berteriak, "God loves me!" Saya kalah. Dan Mike tersenyum sambil mengatakan, "Tuhan mencintai saya!"Setelah itu saya dekati Mike. Dia dengan enteng kemudian berkata, "Ada sebuah lagu populer....Tuhan mencintai anjing kecil, anak kecil dan para pemabuk." Mike, yang saya tahu memang gemar menenggak minuman keras, melanjutkan lagi, "Malam ini sebelum bertanding saya sudah minum dua gelas wine kelas 1."

Sayapun terkejut. Bukan karena memang saya mencium aroma wine dari mulutnya, dan juga bukan karena sulit menerima kenyataan bahwa seorang pemabuk mampu mengalahkan saya, akan tetapi saya terkejut karena teringat kembali teriakan Mike,

"God loves me!"

Bagaimana mungkin seorang pemabuk dicintai oleh Tuhan?

pertandingan berikutnya telah menjawab rasa terkejut saya. Dalam pertandingan ganda, Mike dan pasangannya menelan pil pahit dan kalah dengan mudah. Saat itulah saya mendengar Mike sekali lagi berteriak, namun kali ini isi teriakannya penuh dengan kata-kata kotor. Rupanya dia kesal dengan kekalahannya. Tuhan tidak lagi disebut dalam kalimatnya.


Jangan-jangan inilah makna Tuhan bagi seorang pemabuk seperti Mike. Tuhan disebut ketika dia mendapat sesuatu yg baik, dan Tuhan dilupakan pada kejap berikutnya ketika dia mendapat kemalangan.

Lambat laun saya teringat bahwa jangan-jangan saya selama ini beragama dengan cara seperti seorang Mike memandang Tuhan. Tuhan dirayu ketika kita memiliki kepentingan, dan kita lupakan Dia secepat angin berhembus.

Ah.....tampaknya pertanyaan di awal tulisan ini perlu diganti dengan: "Apa makna Tuhan bagi kita?" Bersediakah kita mengingat Tuhan dalam suka dan duka? Banyak ayat suci menyindir masalah ini, diantaranya Qs al-Fajr: 15-16
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata:Tuhanku telah memuliakanku."

" Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".


Tak disangka, saya bukan saja kalah bermain tenis meja dari si Mike yang pemabuk itu, namun saya juga belajar memandang makna Tuhan gara-gara si Mike itu!
Selengkapnya...

Surat Cinta Untuk Sahabat

Tahun 1933 Masehi - tepatnya di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur, adalah dua orang sosok ulama kharismatik sebagai panutan ummat yang namanya akan selalu dikenang dalam hati para pecinta ilmu selamanya. Hari itu terjadi dialog antara K.H Muhammad Kholil Bengkalan dengan K.H Hasyim Asya'ri, dialog penuh kearifan dalam kebeningan hati antara sosok sang guru dengan muridnya.

Telah terkenal luas di zaman itu tentang kepakaran dan kedalaman ilmu Kyai Hasyim di bidang ilmu Hadits setelah sekian waktu beliau menuntut ilmu dari beberapa ulama besar di tanah suci Mekkah, pengajian yang beliau rintis di Jombang mampu menyedot perhatian banyak masyarakat yang datang dari pelosok - pelosok pulau Jawa. Berita nan indah inipun telah sampai kepada guru yang beliau cintai di pulau Madura.

Suatu pagi yang cerah di bulan Ramadhan, yang dimuliakanAllah Mbah Kholil datang jauh - jauh dari madura untuk bertemu dengan muridnya ini. dan setelah bertutur sapa dalam kerinduan penuh kehangatan di antara keduanya - Mbah Kholil rahimallahu segera mengemukakan maksud kunjungan tiba - tiba kepada muridnya itu. dengan bahasa yang indah Beliau berkata,"dulu... saya memang mengajar tuan, namun hari ini saya nyatakan saya adalah murid tuan".

Setelah terdiam sesaat, Kyai Hasyim rahimallahu segera menjawab dengan tak kalah indahnya,"Tidakkah tuan salah raba dengan berguru kepada saya...,seorang murid tuan sendiri, murid Tuan guru dulu dan juga sekarang, bahkan akan menjadi murid tuan guru selamanya". Dan tanpa mengurangi niat tulusnya Mbah Kholil tetap menjawab, "keputusan dan kepastian hati kami sudah tetap, tidak dapat ditawar dan diubah lagi, kami akan turut belajar di sini,menampung ilmu - ilmu tuan dan berguru kepada tuan", suatu gelora semangat yang harum mewangi dari penuntut ilmu sejati. Karena hafal dengan watak gurunya, Kyai Hasyim tidak bisa berbuat sebaliknya dan rela menerima beliau sebagai santrinya. Pada saat itu sering kali terjadi kejadian yang menggelikan hati - jika usai shalat berjamaah di surau, beliau berdua seringkali saling mendahului berebutan ke tempat parkir sendal, karena hendak memasangkan sendal ke kaki gurunya masing - masing.

Apa yang hendak ditunjukan dari pribadi agung kedua Waliyullah ini ?

tak lain dan tak bukan, selain kemuliaan akhlak dalam bertutur sapa, sifat rendah hati , dan sikap saling menghormati penuh ketulusan jiwa itulah yang begitu kentara dalam kehidupan mereka sehari -hari.

Hal yang mana begitu langka kita temukan dewasa ini pada pribadi para murid dan pribadi yang berprofesi sebagai guru...

surat cinta ini, daku tujukan kepada sahabat - sahabat yang berprofesi sebagai pengajar dan penuntut ilmu, semoga sukses selalu yah .... karena betapaku yakin Sungguh yang Maha Kuasa sangat mencintai sahabat semua....

........... ........
Goresan singkat ini hadir, mengigat insya Allah dalam 1 ato 2 hari ke depan daku berniat mengunjungi sang Guru tercinta serta berziarah ke makam para guru di Tanah Jawa..
"Guruuuuuuuuu, ..... saya datang neeeehhhhhh.......he hehehehehehe........
Selengkapnya...

Melompati Parit Cinta

Kisah ini menceritakan tentang seorang guru yang demikian miskin bahkan selama musim dingin dia tidak memiliki apa �" apa selain secarik kain linen yang lusuh, secara kebutulan banjir pernah menjebak seekor beruang di pegunungan dan menyapunya ke bawah, dan kepala beruang ini terbenam di bawah air saat ditemukan. Sejumlah anak melihat punggung beruang dan berteriak “Guruuu..... ada mantel bulu jatuh dari langit di kirim bersama hujan”, karena engkau kedinginan maka ambillah untukmu.

Sang guru memang demikian membutuhkan hingga dia melompat kedalam parit tanpa memikirkan bahaya yang menunggunya �" untuk meraih mantel itu”. Sang beruang rupanya terbangun dari pingsannya yang panjang dikarenakan keributan yang dia dengar dan segera memeluk sang guru dengan cakar jemarinya yang runcing di dalam air.

Anak �" anak berteriak”, Guruu... jika engkau tidak dapat atau tidak mampu mengambil mantel bulu itu, maka pergilah dan keluarlah dari air.

Aku telah membiarkan mantel bulu ini pergi”, ujar sang guru sambil tersenyum, “namun dia tidak menginginkan aku pergi”.

......

Suatu aforisme menarik dari seorang Maulana Rumi dalam bukunya “fihi ma fihi”, bercerita tentang anak manusia yang dipenjara perasaan cinta dan rindu kepada Yang maha Pengasih �" yang demikian kuatnya hingga dia tak berdaya dalam pelukan si “Beruang” dan menjadi “gila” �" sebutlah itu.

Disaat ini, bisa jadi kita belum seberuntung itu. Karena hati kita masih dipenjara cinta kepada pernak �" pernik dunia yang melalaikan dari cinta kepadaNya sepenuh hati.

Mungkin kita perlu berhenti sejenak,..

Menatap bilik hati kita dan mengisinya dengan semangat zikrullah sepenuh jiwa. Agar denganya, Maha Pengasih semakin tersenyum manja merestui langkah kita dalam meniti rangkaian umur kita di dunia ini yang tak lama lagi akan berakhir.

Tentunya...
Kita memang perlu melompat ke parit seperti guru itu....
Selengkapnya...
 
Template by: Abdul Munir | Blog