Saturday, October 4, 2008

Melompati Parit Cinta

Kisah ini menceritakan tentang seorang guru yang demikian miskin bahkan selama musim dingin dia tidak memiliki apa �" apa selain secarik kain linen yang lusuh, secara kebutulan banjir pernah menjebak seekor beruang di pegunungan dan menyapunya ke bawah, dan kepala beruang ini terbenam di bawah air saat ditemukan. Sejumlah anak melihat punggung beruang dan berteriak “Guruuu..... ada mantel bulu jatuh dari langit di kirim bersama hujan”, karena engkau kedinginan maka ambillah untukmu.

Sang guru memang demikian membutuhkan hingga dia melompat kedalam parit tanpa memikirkan bahaya yang menunggunya �" untuk meraih mantel itu”. Sang beruang rupanya terbangun dari pingsannya yang panjang dikarenakan keributan yang dia dengar dan segera memeluk sang guru dengan cakar jemarinya yang runcing di dalam air.

Anak �" anak berteriak”, Guruu... jika engkau tidak dapat atau tidak mampu mengambil mantel bulu itu, maka pergilah dan keluarlah dari air.

Aku telah membiarkan mantel bulu ini pergi”, ujar sang guru sambil tersenyum, “namun dia tidak menginginkan aku pergi”.

......

Suatu aforisme menarik dari seorang Maulana Rumi dalam bukunya “fihi ma fihi”, bercerita tentang anak manusia yang dipenjara perasaan cinta dan rindu kepada Yang maha Pengasih �" yang demikian kuatnya hingga dia tak berdaya dalam pelukan si “Beruang” dan menjadi “gila” �" sebutlah itu.

Disaat ini, bisa jadi kita belum seberuntung itu. Karena hati kita masih dipenjara cinta kepada pernak �" pernik dunia yang melalaikan dari cinta kepadaNya sepenuh hati.

Mungkin kita perlu berhenti sejenak,..

Menatap bilik hati kita dan mengisinya dengan semangat zikrullah sepenuh jiwa. Agar denganya, Maha Pengasih semakin tersenyum manja merestui langkah kita dalam meniti rangkaian umur kita di dunia ini yang tak lama lagi akan berakhir.

Tentunya...
Kita memang perlu melompat ke parit seperti guru itu....

0 comments:

Post a Comment

 
Template by: Abdul Munir | Blog